Monday, August 31, 2009

Masdar: Terorisme Wujud Kekerasan Primitif


Selasa, 18 Agustus 2009 15:05

Jakarta, NU Online
Ketua PBNU Masdar F Mas’udi berpendapat terorisme merupakan wujud dari kekerasan primitif yang telanjang. Mereka mencoba menaklukkan orang dengan cara kekerasan. Padahal menaklukkan secara fisik itu sangat dangkal.

“Umat Islam sudah tak zamannya lagi menggunakan pendekatan primitif seperti itu,” katanya, Senin (17/8).

Ia juga tidak setuju dengan cara-cara pemerintah dalam melakukan penanganan para teroris yang mengutamakan pendekatan kekerasan karena pendekatan seperti ini sudah kedaluwarga.

“Perang pada intinya kan menaklukkan orang. Cara yang paling canggih dan efektif adalah dengan kelembutan dan perilaku yang anggun,” tandasnya.

Karena itu, perlu merubah paradigma dalam menaklukkan orang. Penaklukan yang paling elegan adalah dengan soft war dan itu lebih beradab.

Mengenai permintaan agar masyarakat waspada pada pria bersorban, bergamis dan berjenggot panjang seperti yang dilontarkan Pangdam IV Diponegoro Mayjen Haryadi, Masdar meminta hal ini tidak digeneralisir ke semua kelompok.
“Mungkin karena atribut semacam itu (bersurban, berjubah, berjenggot) biasa dipakai kelompok-kelompok radikal, maka-nya akhirnya dilekatkan. Pernyataan Pak Haryadi bukan tanpa dasar, karena asosiasinya mungkin kepada guru Noordin M Top, yaitu Abu Bakar Ba'asyir dan Pak Sungkar. Itu versi pihak Amerika Serikat,” imbuhnya.

Menurutnya, seseorang memakai jenggot karena dua faktor, genetik dan ideologis. Secara ideologis dalam artian bukan sunnah rasul. Melainkan memang sengaja dipanjangkan karena keyakinan bisa digunakan untuk menakut-nakuti orang lain.

“Dalam situasi perang dulu, kalau orang berjenggot apalagi jenggot yang tebal seperti milik orang Arab itu kan memang serem. Bermanfaat untuk menggertak musuh dan menjadi bagian dari psy war. Tapi kalau jenggot orang Indonesia yang cuma lima biji kan malah bikin ketawa musuh,” tandasnya. (mad)

0 comments:

Post a Comment